Kitab Suci Perjanjian Lama

Posted by Unang76 on Thursday, January 5, 2012

KITAB SUCI PERJANJIAN LAMA

Istilah Alkitab berasal dari kata "Al-Kitab" (bahasa Arab: الكتاب) berarti "buku" atau "kitab". Di negeri-negeri berbahasa Arab sendiri Alkitab disebut sebagai "Al-Kitab Al-Muqaddas" (bahasa Arab: الكتاب المقدس).

Dalam bahasa Indonesia, Alkitab kadang disebut dengan istilah Bibel.Filo (20 SM – 50 M) dan Yosefus menyebut Perjanjian Lama sebagai bibloi hiërai. Hieronimus, seorang Bapak Gereja yang disuruh oleh Paus Damasus untuk merevisi Alkitab Latin, berkali-kali menyebut Alkitab dengan nama Biblia yang merupakan kata dari bahasa Latin yang berarti "buku". Alkitab dalam bahasa Inggris menyebut kitab suci sebagai the Bible, dan dalam bahasa Jerman sebagai die Bibel.

Dalam Gereja Katolik, Alkitab terdiri dari atas Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Disebut “perjanjian”, karena memang berisi perjanjian antara Allah dan manusia. Perjanjian Lama : perjanjian antara Allah dan umat Israel, sedangkan Perjanjian Baru: perjanjian antara Allah dan umat manusia melalui Yesus Kristus dalam Roh Kudus. Kata “perjanjian” dipakai untuk menunjukkan jalinan istimewa antara Allah dan manusia.
A. KITAB SUCI PERJANJIAN LAMA

1. Mengenal Kitab Suci Perjanajian Lama
Kitab Suci Perjanjian Lama yang kita kenal sekarang, pada mulanya disarikan dari kumpulan cerita tentang bangsa Israel dalam hubungannya dengan sejarah keselamatan. Salah satunya tentang kisah penciptaan manusia. Pada zaman dahulu setiap bangsa mempunyai cerita-cerita lisan yang diteruskan turun-temurun. Cerita yang diwariskan mau mengajarkan tentang keyakinan mereka bahwa manusia, pria dan wanita, diciptakan Tuhan yang berbeda secara jasmani dan rohani, ciptaan Tuhan yang Indah. Keyakinan dan kepercayaan bahwa manusia berasal dari Tuhan menjadi keyakinan yang teguh dari suku-suku bangsa. Mereka meyakini ajaran yang terkandung dalam cerita itu merupakan firman Allah yang harus dipercaya dan diwariskan turun-temurun.
Cerita yang awalnya hanya berupa cerita lisan dan diceritakan turun-temurun, akhirnya dituliskan dengan begitu rupa menjadi sesuatru yang indah dan menjadi kekayaan iman. Kisah penciptaan dapat kita baca dalam Kejadian 2:7-9;18:21-23.
Sebagian besar Perjanjian Lama merupakan kisah hidup bangsa Israel yang diselamatkan oleh Allah, pengalaman akan Allah yang menyelamatkan ini diceritakan turun-temurun kepada anak cucu. Ajaran yang terkandung dalam cerita-cerita tersebut diyakini oleh bangsa Israel sebagai firman yang bersalah dari Allah. Dan sejalan dengan pikiran bangsa Israel, ajaran yang berkembang dalam cerita itu harus dimengerti sebagai firman Allah. Semua terjadi berkal ilham dan bimbingan Roh Kukdus. Bukan berarti bahwa firman itu berasal dari Allah. Tetapi firman Allah yang terjadi lewal pengalaman dan penemuan bangsa Israel dalam pergulatan hidup lewat ilmah dan bimbingan Roh Kudus. Akhirnya, dengan proses yang panjang, cerita-cerita yang berkembang dalam perjalanan hidup bangsa Israel ditulis oleh pengarang Kitab Suci atas dasar ilham Roh Kudus. Lalu dikumpulkan dan disusun menjadi sebuah buku utuh seperti yang kita miliki sekarang.
Isi Perjanjian Lama memuat kisah mulai dari penciptaan sampai dengan perjuangan bangsa Israel melawan penindasan agama oleh Antiokhus IV Ephipanes yang berakhir dengan kemenangan bangsa Israel. (Kitab Makabe)
Istilah “Perjanjian Lama” kita kenal berasal dari Santo Paulus. Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus, ia mengatakan “ Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung ini masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya. (2Kos 3:14)
Perjanjian Lama menjadi jembatan untuk menyiapkan kedatangan Kristus, mempersapkan warta Kerajaan Allah yang dinyatakan dalam nubuat-nubuat para nabi. Kitab Perjanjian Lama merupakan gambaran kehidupan umat manusia, mengungkapkan kepada semua orang pengertian tentang Allah dan manusia serta cara-cara Allah yang adil dan rahim bergaul dengan manusia, dan bagaimana Allah menyelamatkan manusia, mengungkapkan kesadarah hidup akan Allah, yang mencantumkan ajaran-ajaran yang luhur tentang Allah dan kebijaksanaan Allah yang menyelamatkan, juga doa-doa yang menakjubkan.
Dengan kata lain Perjanjian Lama adalah untuk memyiapkan kedatangan sang Juru Selamat umat manusia yaitu Yesus Kristus, dengan berbagai nubuat dan lambang. Yang mengajarkan kepada manusia tentang Allah yang adalah pencipta, asal dan tujuan segala ciptaan, mengajarkan pendidikan nilai, dan mengajarkan doa.

2. Bagian-bagian Kitab Perjanjian Lama

Perjanjian Lama menurut Gereja Katolik berjumlah 46, sedangkan menurut Gereja Kristen Protestan berjumah 39, sama dengan jumlah Kitab SUci Yahudi. Dengan kata lain Gereja Protestan hanya amengakui kitab-kitab yang oleh agama Yahudi diakui sebagai Kitab Suci.
Kitab Suci Perjanjian Lama dapat dikelompokkan menjadi empat; 1) Pentateukh atau Taurat, 2) Kitab Sejarah, 3) Kitab Kebijaksanaan dan sesembahan atau pujian, 4) Kitap-kitab Kenabian atau Para Nabi.
Kitab-kitab Perjanjian Lama pada awalnya ditulis dalam bahasa Ibrani (Hebrew) bagi Israel, umat pilihan Allah. Tetapi setelah orang-orang Yahudi terusir dari tanah Palestina dan akhirnya menetap di berbagai tempat, mereka kehilangan bahasa aslinya dan mulai berbicara dalam bahasa Yunani (Greek) yang pada waktu itu merupakan bahasa internasional. Oleh karena itu menjadi penting kiranya untuk menyediakan bagi mereka, terjemahan seluruh Kitab Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani. Pada waktu itu di Alexandria berdiam sejumlah besar orang Yahudi yang berbahasa Yunani. Selama pemerintahan Ptolemius II Philadelphus (285 - 246 SM) proyek penterjemahan dari seluruh Kitab Suci orang Yahudi ke dalam bahasa Yunani dimulai oleh 70 atau 72 ahli-kitab Yahudi - menurut tradisi - 6 orang dipilih mewakili setiap dari 12 suku bangsa Israel. Terjemahan ini diselesaikan sekitar tahun 250 - 125 SM dan disebut Septuagint, yaitu dari kata Latin yang berarti 70 (LXX), sesuai dengan jumlah penterjemah. Dalam Septuahint terdapat 7 Kitab dan dau tambahan Kitab yang ditolek oleh Gereja Kristen Protestan tetapi diakui oleh Gereja Katolik sebagai Kitab, yaitu seperti yang tercantum dalam Septuagint, yaitu: Tobit, Yudit, Kebijaksanaan Salomo, Sirakh, Barukh, 1 Makabe, 2 Makabe, berikut tambahan-tambahan dari kitab Ester dan Daniel. Tujuh kitab berikut dua tambahan kitab yang ditolak tersebut dikenal oleh Gereja Katolik sebagai Deuterokanonika (= second-listed).
Pengelompokan Kitab Suci Perjanjian Lama
No Kitab Sejarah Kitab Kebijaksanaan Kitab Nabi-Nabi
1 Kejadian Ayub Yesaya
2 Keluaran Mazmur Yeremia
3 Imamat Amsal Lagu Ratapan Yeremia
4 Bilangan Pengkhotbah Barukh
5 Ulangan Madah Agung Yehezkiel
6 Yosua Kebijaksanaan Daniel
7 Hakim-hakim Putra sirakh Hosea
8 Ruth Yoel
9 I Samuel Amos
10 II Samuel Obaja
11 I Raja-raja Yunus
12 II Raja-raja Mikha
13 I Tawarikh Nahum
14 II Tawarikh Habakuk
15 Ezra Zefanya
16 Nehemia Hagai
17 I Makabe Zakaria
18 II Makabe Maleakhi
19 Tobit
20 Yudit
21 Ester
3. Proses Penyusunan Kitab Suci Perjanjian Lama
Seluruh Kitab Suci Perjanjian Lama adalah Kitab Iman; Kitab Iman Bangsa Israel. Jadi, bukan riwayat hidup atau sejarah dari seseorang atau bangsa Israel. Tokoh-tokoh dalam Kisah Perjanjian Lama dapat saja tokoh sejarah dan mempunyai latar belakang sejarah, tetapi dalam Kitab Suci Perjanjian Lama terutama dimuat iman dari bangsa terpilih. Perjanjian Lama sesungguhnya mengisahka pra-sejarah, yakni kisah penciptaan sampai dengan menara Babel (lih. Kej 1-11) dan sejarah Israel mulai dari Abraham yang hidup sekitar tahun 2000/1800 SM sampai menjekang Yesus Kristus. Namun, sejarah yang ditulis dalam Perjanjian Lama lebih merupakan sejarah iman. maka untuk mengetahui proses terjadinya Kitab Suci Perjanjian Lama, sebaiknya dimulai dengan awal sejarah Israel yaitu sekitar tahun 1800 SM.
 Antara tahun 1800-1600 S.M: Zaman Bapa-bapa bangsa (Abraham-Ishak-Yakub). Periode awal sejarah bangsa Israel yang dimulai dari panggilan Abraham sampai kisah tentang Yakub (Kej 12-50).
 Antara tahun 1600-1225 S.M: Kisah bangsa Israel mengungsi ke Mesir, perbudakan di Mesir, pembebasan dari Mesir sampai Perjanjian di Sinai.
 Antara tahun 1225-1030 S.M: Perebutan tanah Kanaan dan zaman hakim-hakim. Pada periode ini, bangsa Israel merebut tanah Kanaan yang diyakii sebagai Tanah Terjanji di bawah pimpinan Yosua dan kehidupan bangsa Israel di tanah yang baru di bawah para tokoh yang diberi gelar hakim.
 Antara tahun 1030-930 S.M: Periode Raja-Raja. Bangsa Israel mulai menganut system kerajaan yang diawali dengan Raja Saul. Pada zaman raja Saul, Daud dan Salomo, bagian-bagian Kitab Suci Perjanjian Lama mulai ditulis. Misalnya, kisah penciptaan manusia, manusia jatuh dalam dosa dan akibatnya, bapa-bapa bangsa, kisah para raja, beberapa bagian mazmur, dan hukum-hukum.
 Antara tahun 930-722 S.M: Kerajaan Israel dan Yehuda. Pada periode ini dilanjutkan dengan penulisan Kitab-Kitab Suci Perjanjian Lama yang melengkapi cerita-cerita Kitab Taurat Musa serta beberapa tambahan hukum.
 Antara tahun 722-587 S.M: Kerajaan Yehuda masih berlangsung sesudah Kerajaan Israel jatuh. Pada masa ini beberapa tradisi tertulis tentang kisah bapa-bapa bangsa mulai disatukan. Pewartaan para nabi mulai ditulis dan sebagian diteruskan dalam bentuk lisan. Muncul tulisan tentang sejarah bangsa Israel, beberapa bagian dari Mazmur dan Amsal.
 Antara tahun 586-539 S.M: Zaman pembuangan Babilon. Penulisan kitab sejarah dilanjutkan. Muncul kitab Ratapan, serta para imam yang menuliskan hukum-hukum yang sekarang masuk dalam kitab Imamat.
 Antara tahun 538-200 S.M: Kembalinya bangsa Israel dari pembuangan. Pada masa ini kelima kitab Taurat telah diselesaikan. Juga kitab-kitab sejarah Yosua, Hakim-hakim, I-II Samuel, dan Raja-raja. Kitab-kitab para nabi sudah banyak yang diselesaikan. Dari ratusan nyanyian, akhirnya dipilih 150 mazmur yang kita terima sampai sekarang. Pada masa ini muncul pula beberapa tulisan kebijaksanaan.
 Dua abad terakhir: pada masa ini ditulis kitab-kitab Ester, Daniel, Yudith, Tobit, I-II Makabe, Sirakh, dan Kebijaksanaan Salomo.
 Kanon Kitab Suci: Orang Yahudi menentukan sejumlah kitab sebagai kitab suci. Daftar kitab-kitab yang mereka terima sebagai kitab suci disebut KANON. Kitab-kitab yang terdapat di dalamnya disebut kitab-kitab kanonik. Orang Yahudi hanya menerima Kitab Suci yang aslinya ditulis dalam bahasa Yunani. Jumlah kitab suci yang diterima sebanyak 39 kitab.
 Kitab-kitab itu kemudian diterjemahkan dalam bahasa Yunani dan ditambah dengan beberapa tulisan yang aslinya ditulis dalam bahasa Yunani. Terjemahan itu diberi nama SEPTUAGINTA (LXX). Terjemahan Kitab Suci dalam bahasa Latin disebut dengan Vulgata. Dengan demikian, jumlah Kitab Suci Perjanjian Lama yang diakui Gereja Katolik ada 46 kitab. Kitab suci lengkap yang diakui oleh Gereja Katolik itu disebut Deuterokanonika.
4. Kitab Deuterokanonika
Kitab-kitab Deuterokanonika dalam Alkitab adalah kitab-kitab yang dipandang sebagai bagian yang kanonik dari Perjanjian Lama Kristiani oleh Gereja Katolik Roma dan Kekristenan Timur akan tetapi tidak terdapat dalam Alkitab Ibrani, yang kerap dipandang protokanonik. (yang pertama diterima sebagai Kitab Kanonik)
Kata deuterokanonika berasal dari Bahasa Yunani yang artinya 'termasuk kanon kedua'. Etimologi kata ini membingungkan, namun mengindikasikan keragu-raguan dalam penerimaan kitab-kitab tersebut ke dalam kanon oleh beberapa pihak. Perlu dicermati bahwa istilah tersebut tidak berarti non-kanonik; sekalipun istilah tersebut kadang-kadang digunakan sebagai eufemisme untuk menyebut kitab-kitab Apokrif.
Umat Kristiani Protestan biasanya tidak menggolongkan kitab apapun sebagai kitab "deuterokanonika"; kitab-kitab itu mereka keluarkan dari Alkitab, atau mengelompokkannya dalam bagian tersendiri yang disebut Apokrif. Kemiripan makna antara istilah-istilah yang berbeda ini menimbulkan kebingungan antara deuterokanonika Katolik Roma dan Ortodoks dengan naskah-naskah yang dianggap non-kanonik oleh satu atau kedua kelompok umat Kristiani tersebut.
Istilah Deuterokanonika pertama kali digunakan pada tahun 1566 oleh orang-orang Kristen yang sebelumnya beragama Yahudi dan teolog Katolik Sixtus dari Siena untuk menyebut naskah-naskah Kitab Suci Perjanjian Lama yang kanonisitasnya ditetapkan bagi umat Katolik oleh Konsili Trente, namun telah dikeluarkan dari beberapa kanon terdahulu, teristimewa di Timur. Penerimaan akan kitab-kitab tersebut di antara umat Kristiani awal tidaklah universal, namun konsili-konsili regional di Barat menerbitkan kanon-kanon resmi yang memasukkan kitab-kitab tersebut sejak abad ke-4 dan ke-5.

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment